
Trenggalek, Jawa Timur – Menjadi mahasiswa tidak hanya tentang menyerap teori di ruang kelas, tetapi juga tentang mengasah keterampilan dan pemahaman melalui pengalaman langsung di lapangan. Hal inilah yang dirasakan oleh Atalie Safa D. L. K., mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik (MSA) angkatan 2022, Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Atalie sedang menjalani program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa Timur. Magang ini berlangsung sejak 10 Februari hingga Juni 2025, dan menjadi momentum penting bagi Atalie untuk mengenal lebih dalam seluk-beluk dunia perikanan tangkap dari sisi teknis maupun sosial secara langsung di lapangan.

“Banyak pelajaran menarik, hal-hal baru yang tidak diperoleh secara teori di kampus. Saya jadi lebih memahami mekanisme teknis di pelabuhan dan bertemu langsung dengan para pelaku di sektor perikanan tangkap yang memiliki karakteristik unik,” ungkap Atalie saat diwawancarai.
Selama magang, Atalie terlibat dalam berbagai kegiatan operasional pelabuhan yang cukup kompleks. Ia membantu dalam penerbitan surat-surat administrasi pelayaran, pengurusan perbekalan kapal, serta kegiatan pendataan bongkar hasil tangkapan ikan. Tidak hanya itu, ia juga memahami sistem kerja cold storage (gudang pendingin hasil tangkapan), serta mekanisme penyewaan lahan dan bangunan di kawasan pelabuhan. Kegiatan-kegiatan tersebut memberinya gambaran nyata tentang bagaimana sektor perikanan tangkap bekerja di lapangan, mulai dari hulu hingga hilir. Menurut Atalie, keterlibatannya dalam proses tersebut membuka wawasan baru mengenai pentingnya efisiensi, ketelitian, dan sinergi antar unit kerja dalam mendukung keberlangsungan aktivitas pelabuhan.
Namun, pengalaman magang tidak hanya tentang aspek teknis semata. Atalie juga belajar tentang dinamika sosial dan pentingnya komunikasi yang efektif dalam membangun kerja sama dengan berbagai pihak. Perlu adanya pemahaman mulai dari petugas pelabuhan, instansi pemerintah, hingga para nelayan dan pengusaha perikanan lokal.
“Saya jadi paham bahwa kerja di sektor perikanan bukan hanya soal data dan teknis, tapi juga tentang bagaimana membangun relasi dan komunikasi yang baik, terutama ketika harus berkoordinasi dalam situasi yang cepat dan dinamis,” tambahnya.
Pengalaman ini juga membentuk karakter kerja Atalie, seperti ketekunan, kedisiplinan, serta rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas-tugas yang diberikan. Ia mengakui bahwa magang ini menjadi salah satu fase paling membentuk dalam perjalanan akademiknya sejauh ini.
Ketika ditanya tentang rencana setelah menyelesaikan magang, Atalie menjawab dengan semangat, “saya akan memulai mengerjakan skripsi dan KKN”. Ia berharap pengalaman magang ini dapat memperkaya ide dan sudut pandangnya dalam menyusun skripsi yang lebih relevan dengan kondisi nyata di lapangan, serta memberi kontribusi nyata bagi pengembangan sektor perikanan nasional.
Magang di PPN Prigi bukan hanya menjadi bagian dari kurikulum, tetapi juga menjadi pengalaman pembelajaran yang menyeluruh, yang membekali Atalie sebagai generasi muda yang siap menghadapi tantangan di dunia kerja, khususnya dalam bidang kelautan dan perikanan. Kegiatan ini membuktikan bahwa Departemen Perikanan UGM telah mendukung adanya program SDGs pada point nomor (4) Pendidikan Bermutu, (9) Infrastruktur, Industri, dan Inovasi, (14) Ekosistem Laut, dan (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis : Kharisma Pundhi Rukmana
Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel.,M.Si (Han)