
Industri budidaya ikan nila memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan, memperkuat ekonomi lokal, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di wilayah pedesaan. Untuk mewujudkan usaha yang produktif, inklusif, efisien, dan berkelanjutan, pendekatan sosial yang berfokus pada pemberdayaan perempuan menjadi sangat penting. Transformasi digital menjadi salah satu peluang kunci dalam memperkuat kapasitas perempuan melalui akses terhadap pengetahuan dan keterampilan baru di bidang budidaya dan pengolahan hasil perikanan. Namun demikian, digitalisasi juga menimbulkan tantangan tersendiri bagi perempuan, terutama terkait dengan akses dan adaptasi teknologi akibat hambatan sosial dan budaya. Menanggapi hal ini, tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari dosen dari Departemen Perikanan Fakultas Pertanian yakni Endah Prihatiningtyastuti, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yakni Azellia Alma Shafira, mahasiswa Magister Ilmu Perikanan yakni Dinda Laksmi Paramitha dan Seruni Salsabila Putri Basoeki, serta perwakilan Kagama Fakultas Pertanian; Handarini Yustiana H, S.P. CEC.QWP, serta mitra industri PT Banoo Inovasi Indonesia, menyelenggarakan Pelatihan Digital Pembukuan Bisnis Budidaya dan Pengolahan Ikan Nila.
Pelatihan ini dilaksanakan di Pokdakan Mina Ngremboko, Dusun Bokesan, Kalurahan Sindumartani, Kapanewon Ngemplak, Sleman. Dusun Bokesan dipilih karena dikenal sebagai kawasan produktif dalam budidaya dan pengolahan perikanan serta sedang dikembangkan sebagai destinasi wisata mina. Budidaya ikan di wilayah ini telah berlangsung sejak 1976 dan dilanjutkan lintas generasi. Kelompok pembudidaya (Pokdakan Mina Ngremboko) dan pengolah (Poklahsar Mina Mandiri) aktif memproduksi berbagai olahan seperti abon lele, nila crispy, dan stik ikan, serta telah meraih sejumlah penghargaan baik tingkat daerah maupun nasional.
Pelatihan dimulai pada 9 Maret 2025 dan dilaksanakan rutin dua minggu sekali, dengan total lima kali pertemuan hingga saat ini. Sepuluh peserta perempuan dari kelompok pembudidaya dan pengolah ikan nila mengikuti pelatihan ini secara aktif. Materi disesuaikan dengan kebutuhan peserta yang sebagian besar masih menghadapi keterbatasan literasi digital, akibat masih kuatnya norma-norma tradisional terkait peran gender yang membatasi akses perempuan terhadap sumber daya ekonomi dan informasi.
Selama pelatihan, peserta menunjukkan antusiasme tinggi dan mulai mampu mengaplikasikan pembukuan digital dalam kegiatan usaha mereka. Selain meningkatkan keterampilan teknis, pelatihan ini juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pencatatan keuangan, kemampuan sederhana dalam mengevaluasi usaha, serta mempererat solidaritas dan semangat kolektif antar peserta. Pelatihan ini tidak hanya menjadi sarana peningkatan kapasitas individu, tetapi juga memperkuat jejaring dan semangat gotong royong dalam mencapai keberlanjutan usaha perikanan yang lebih baik.


