
Rr. Farra Resita Dewi Std, seorang mahasiswi program studi Manajemen Sumberdaya Akuatik, departemen perikanan UGM baru saja mendapat kesempatan luar biasa untuk mengikuti program student exchange AIMS (Asian International Mobility for Students) di Gyeongsang National University (GNU) yang berlokasi di Kota Jinju, Korea Selatan. Program ini berlangsung selama empat bulan, terhitung dari September hingga Desember 2024. Sebagai seorang anak yang lahir dan besar di desa kecil, Farra mengaku awalnya tidak pernah membayangkan dirinya bisa menginjakkan kaki di luar negeri untuk melanjutkan pendidikan. “Jujur, saya tidak menyangka anak kabupaten seperti saya bisa ke luar negeri untuk belajar. Ini juga jadi pembuktian bagi diri saya sanggup dan bisa,” ungkap Farra. Bagi Farra, program student exchange AIMS adalah kesempatan yang sangat prestisius yang bukan hanya memberikan pengalaman internasional, tetapi juga kesempatan untuk mengenal diri lebih dalam.
Selama berada di Gyeongsang National University, Farra mengikuti program di jurusan Agronomi. Meskipun begitu, mereka diberikan kebebasan untuk memilih mata kuliah yang diinginkan. Farra memilih dua mata kuliah pilihan, yakni Environmental Politics dan Economic Production of Agriculture, serta dua mata kuliah wajib, yaitu Farm Practice 2PBL dan International Cooperation in Agriculture. Setiap mata kuliah memiliki karakteristik dan tantangannya sendiri. Mata kuliah Environmental Politics membahas kebijakan dan isu-isu lingkungan global yang menurut Farra sangat relevan dengan bidang perikanan, seperti tragedy of the commons dan pencemaran perairan. Di kelas ini, Farra juga melakukan presentasi mengenai microplastic sebuah isu yang tengah booming, terutama setelah konferensi internasional yang diadakan di Busan, Korea Selatan. Mata kuliah Economic Production of Agriculture, meskipun cukup menantang karena banyak menggunakan istilah-istilah baru, memberikan Farra wawasan baru tentang ekonomi pertanian yang sangat penting untuk karirnya di masa depan. Sementara itu, kelas Farm Practice 2PBL memberikan pengalaman praktis di lapangan, seperti memanen ubi, blueberry, dan strawberry, serta menanam berbagai tanaman lainnya. Farra merasa kelas ini sangat menyenangkan karena banyak hal baru yang dapat dieksplorasi. Kelas International Cooperation in Agriculture menjadi salah satu favorit Farra karena selain belajar tentang kerjasama internasional di bidang pertanian, kelas ini juga dilengkapi dengan kegiatan perjalanan ke luar kota dan wisata bersama teman-teman serta dosen.

Meskipun awalnya Farra merasa sedikit kesulitan dengan aksen bahasa Inggris dosen-dosen Korea, dia cepat beradaptasi dan semakin terbiasa. Dosen-dosen di sana dikenal sangat ramah dan terbuka, bahkan terkadang bercanda dengan mahasiswa. Hal ini membuat suasana kelas menjadi lebih santai dan tidak canggung. “Dosen-dosen di sini cenderung lebih santai dan mudah berbaur sehingga kami merasa nyaman berinteraksi dengan mereka,” ujar Farra. Farra juga menjelaskan bahwa salah satu persiapan penting yang ia lakukan sebelum berangkat adalah mengikuti kelas bahasa Korea. Kelas bahasa ini membantunya memahami dasar-dasar bahasa Korea, seperti huruf Hangul dan percakapan sehari-hari, serta lebih memahami budaya Korea Selatan. Selain itu, ia juga bertekad untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin karena menurutnya, program ini adalah kesempatan langka yang tidak datang dua kali.
Selama berada di Korea Selatan, Farra mendapat pengalaman seru dan berharga, salah satunya adalah berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai negara Asia, seperti Filipina, Thailand, Jepang, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Program AIMS tidak hanya memberikan kesempatan untuk belajar, tetapi juga memperluas wawasan dan memperkaya jaringan sosial internasional. Selain itu, Farra merasa kemampuan bahasa Inggrisnya meningkat karena hampir semua komunikasi dilakukan dalam bahasa Inggris. Kegiatan seperti presentasi, diskusi, dan berbicara dengan teman-teman asing membuatnya semakin percaya diri dalam berkomunikasi menggunakan bahasa internasional ini. Farra juga merasa semakin berani untuk mengungkapkan pendapat, baik dalam diskusi kelas maupun dalam kesempatan berbicara di depan umum. Menurut Farra, mengikuti program AIMS merupakan investasi besar untuk pengembangan diri dan karir di masa depan. Program ini tidak hanya membuka banyak peluang, tetapi juga memberikan pengalaman yang sulit didapatkan di tempat lain. “Program ini memang terkesan underrated karena tidak sepopuler program exchange lainnya, tapi manfaatnya sangat besar. Semua tergantung bagaimana kita memanfaatkannya,” ujarnya.

Di akhir cerita, Farra menyampaikan pesan yang menginspirasi bagi mahasiswa lainnya: “Uang bisa dicari, tapi waktu tidak akan pernah kembali. Jadi, manfaatkan setiap kesempatan untuk belajar hal baru dan eksplorasi pengalaman positif.” Program student exchange seperti AIMS merupakan langkah besar dalam pengembangan diri, dan bagi Farra, ini adalah salah satu pengalaman terbaik dalam hidup yang membantunya lebih percaya diri, mengenal dunia internasional, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Kegiatan ini mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) meliputi SDG (4) Pendidikan Berkualitas, SDG (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur, dan SDG (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc
Penulis : Kharisma Pundhi Rukmana